Sabtu, 30 Juni 2012

Kaki Anto

Sebuah cerita tentang seorang anak yatim yang harus kehilangan kasih sayang dari seorang ayah sejak berumur tiga tahun. Anto adalah sebuah nama yang akrab sebagai nama panggilannya, konon katanya ketika masih kecil yang kala itu masih menetap disebuah sudut kota bersama kedua saudaranya dan seorang perempuan setengah baya, ibu Marmin,, yah beliau adalah ibunya ...

Susahnya menghidupi ketiga anaknya di kota, akhirnya ibunya membawa ketiga anaknya untuk kembali ke kampung halamannya, yah sebuah desa yang terbilang cukup asri. Karena keluarganya yang lain merasa iba melihat sang ibu tersebut akhirnya  anak sulung dan si Anto diasuh oleh Bibinya dan anak kedua diasuh oleh pamannya sang ibu.

Singkat cerita Anto dimasukkan untuk sekolah dasar yang tidak jauh dari rumah bibinya yang bernama Siming, meskipun Anto tercatat sebagai murid yang cukup cerdas dikelasnya namun penyakit eksim dibetis kurusnya membuat dia jarang untuk masuk sekolah. Walaupun Anto ingin sekali ke sekolah dengan membawa kaki bengkaknya, tetap saja tidak diizinkan oleh gurunya untuk ikut proses belajar mengajar di ruang kelasnya. Entah gurunya merasa jijik atau sekedar Cuma merasa kasihan sama Anto akhirnya diputuskan untuk diberhentikan untuk sementara hingga kaki Anto membaik.

Anto dipulangkan ke Orang Tuanya...
Sejak itu Anto dipulangkan ke Ibu Marmin Ibunya Anto untuk bisa merawat sendiri anaknya. Segala macam obat-obatan yang  telah keberikan kepada kaki anaknya itu mulai dari ramuan tanaman obat hingga obat dari dokter pun dikonsumsinya namun tetap saja tampak seperti talas yang habis direbus. Sungguh kasihan Ibu Marmin yang kadang mengucurkan air mata melihat kondisi anaknya, sudah kurus seperti penderita busung lapar, kakinya juga borokan. Namun dengan tabah Ibu Marmin merawat dan mengajari Anto setiap hari diajari membaca dan ketika malam dipaksa untuk menghapal perkalian.

Seorang ibu yang luar biasa, meskipun profesinya yang hanya membuka warung ditepian pasar tapi semangat beliau sebagai seorang ibu untuk menafkahi anaknya cukup spartan. Setiap malam Rabu dan Sabtu harus mencari daun pisang untuk dibuat buras, belum lagi 2 hari sebelum hari pasar harus membuat tapai beras ketan sebagai pencampur cendol jualannya. Namun beliau tidak pernah mengeluh sedikit pun...

Penerimaan Murid baru kembali dibuka dan Anto pun kembali kesekolahnya yang dulu dan kelasnya pun masih kelas yang sama. Meskipun kondisi kakinya yang masih memprihatinkan namun tekad Anto untuk masuk sekolah sangat kuat meskipun harus memakai kaos kaki selutut untuk menutupi bengkak dikakinya meskipun terasa sangat sakit saat membukanya, si bocah kurus itu tidak jarang diejek oleh teman-temannya dan kadang dapat pukulan dari teman kelasnya yang usil.

Saat Pertama Kali dipanggil ke Kota Bertandatangan
Sebuah kesyukuran yang dirasakan seorang Anto karena masih mendapat perhatian yang lebih dari guru-gurunya, meskipun melihat keadaan Anto yang tidak kunjung sembuh tapi semangat belajarnya sangat luar biasa dibanding teman kelasnya yang lain. Anto yang masih kelas dua SD sudah mendapat Beasiswa kurang mampu dari pemerintah dan dengan tahun yang sama juga terpilih sebagai penerima beasiswa murid berprestasi disekolahnya. Hal ini bisa mengurangi beban Ibu Marmin dalam hal membiayai sekolah anaknya.
Anto kaget saat dipanggil oleh gurunya, “Anto besok kita ke kota, jangan lupa cukur rambut yang rapi,, dan seragam lengkap” tegas gurunya. Anto Cuma manuruti perintah dari ibu gurunya.

Untuk pertama kalinya ada siswa yang diantar oleh gurunya ke kota,,
Setiba sebuah ibukota kabupaten dengan hawa yang jauh lebih panas dibanding dengan hawa di kampung dan langsung memasuki sebuah kantor yang kala itu tidak tahu kantor apa namanya. Ternyata kesana tidak ngapa-ngapain,, Cuma tanda tangan saja dan menerima sebuah amplop yang bertuliskan “Murid Berprestasi”.

Related Posts:

  • HIDUP ITU PROSES DIK “Satu pesan saya dik, jangan pernah mengeluh apapun itu. Saya tidak senang mendengar orang yang mengeluh” (Ramly Ambo Logo) Mungkin sejak itu ter… Read More
  • Like Mother, Like Son Berbeda dengan idiom atau istilah yang booming di masyarakat, "Like father, like son" perilaku anaknya sama dengan perilaku ayahnya. Hal ini mungkin… Read More
  • Topi Hitam dari Pak Chandra Lee *Sembilan bulan yang lalu .... Sebuah kebiasaan lama saya ketika berada dikampus dan kegiatan perkuliahan selesai biasanya saya langsung ke tempat l… Read More
  • Mencari Sosok Seorang Ayah Tidak seperti biasanya, kali ini saya terbangun diwaktu yang masih menunjukkan hampir  sepertiga malam, tiba-tiba terpaku dengan satu kata yang… Read More
  • Sepeda Hijau, Tahun Baru, dan Motor Baru Hijau Berjam-jam dihadapan layar komputer 14 Inch hanya karena ingin menelusuri jejak-jejak yang pernah saya buat di dunia maya tentang sepedaku. Ku pelo… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!