Kamis, 26 Desember 2013

Sepeda Hijau, Tahun Baru, dan Motor Baru Hijau

Berjam-jam dihadapan layar komputer 14 Inch hanya karena ingin menelusuri jejak-jejak yang pernah saya buat di dunia maya tentang sepedaku. Ku pelototi status Facebook-ku satu persatu di kronologi bergerak mundur mulai dari awal tahun 2013 hingga diawal tahun 2012, semuanya berdurasi 4 jam. Saya cuma ingin tahu pasti kapan sepeda kecilku hilang. Yah, sepeda Polygon hijau Pemberian ayahanda pembantu rektor bidang kemahasiswaan yang bertepatan dengan Upacara hari jadi UNM yang ke 50 waktu itu. Dari pada jalan kaki pulang balik Kampus Gunungsari - Parangtambung mending naik sepeda. Satu hal yang paling tidak pernah saya lupakan dengan sepedaku, tidak jarang saya tungganginya ketempat-tempat yang jaraknya lumayan jauh dan menurut saya diantaranya adalah beberapa  moment penting dalam kisah hidupku.


Sepeda Hijau Polygon
Kisah pertama, naik sepeda dari Kompleks Tabaria (tempat kost-an pertama saya) menuju Syekh Yusuf Discovery Gowa disebuah konser Band yang mempopulerkan lagu “Buka Hatimu”. Yah Armada Band ...
Bukan karena saya terlalu nge-fans dengan Group Band yang satu ini sampai-sampai saya bersimbah keringat mengayuh sepeda kesana. Tapi saya ada hati di sana yang hanya bisa saya temui jika keluar bersama keluarganya. Hati yang merindukan saya, dan hati yang selalu saya rindukan saat itu. Tidak sedikit pun dia curiga bahwa saya kesana dengan bersepeda karena skenarionya sudah tersusun sebelum ksana.
Kisah Kedua, saya bersepeda ke Pantai Losari bertepatan dengan malam tahun baru 2012. Kali pertamanya saya berkeinginan untuk menunggu datangnya bulan JANUARI sembari mendongak ke atas langit menyaksikan retasan kembang api hingga bermandikan tetesan embun dan berselimutkan dinginnya angin malam. Lagi-lagi bukan karena saya ingin ber-euforia dengan malam pergantian tahun hingga saya bersimbah keringat mengayuh sepeda kesana. Tapi karena saya ada hati disana..
Hati yang terakhir kalinya saya lihat wajahnya dihadapanku, dan hati yang terakhir kalinya saya dengarkan suara merdunya. Karena tidak ada lagi kisah setelahnya dan tidak ada lagi jejak yang kami lukis sesudahnya. Dia telah menjadi milik orang lain ...
“Menutup Desember, menutup kisah ...”


Setelah kejadian itu, tidak ada lagi moment yang kuingat tentang sepeda hijauku . Saya kehilangan kisah sejenak dan kehilangan Sepeda Hijauku untuk selamanya. Saya sendiri tidak bisa menyangka akan hilang begitu saja di atas teras rumah yang pagarnya dalam keadaan terkunci.
Mencoba menelusuri tanggal kejadian hilangnya tapi sampai sekarang memori tentang kejadian itu hilang begitu saja, dan yang pastinya masih kutemui jejaknya di status facebook saya 16 Maret 2012.




***

Merelakan kehilangannya adalah hal yang paling bijak dipikiran saya. Hingga akhirnya di bulan April 2012 saya mencoba menuliskan di peta hidup bahwa “di Bulan Januari 2013 saya harus punya MOTOR BARU apa pun jalannya saya harus bisa sendiri tanpa bantuan dari orang tua”.
Akhirnya di tanggal 3 Januari 2013 saya bisa menikmati perjalan panjang bersama derasnya hujan dan ramainya pohon tumbang disepanjang jalan serta gemburnya tanah longsor ditepi-tepi jalan sambil mengendarai motor plat putih menuju tempat dimana ibu saya tinggal. “Selama semangat dan kemauan masih ada, dan selama cinta masih bersamamu, lakukanlah yang terbaik untuk membuat ibumu tersenyum bahagia karenamu”..



"Cobalah tetap yakin jika ada hal yang kamu cintai berpisah darimu, yakinlah Allah akan memberikan hal yang jauh lebih baik dari itu".

***

 #Tulisan ini kupersembahkan untuk menyambut 1 Tahun umur SITI (SI Titan) Motor Hijau kesanyangan saya.


 *Manipi, 27 Desember 2013




Related Posts:

  • HIDUP ITU PROSES DIK “Satu pesan saya dik, jangan pernah mengeluh apapun itu. Saya tidak senang mendengar orang yang mengeluh” (Ramly Ambo Logo) Mungkin sejak itu ter… Read More
  • Mencari Sosok Seorang Ayah Tidak seperti biasanya, kali ini saya terbangun diwaktu yang masih menunjukkan hampir  sepertiga malam, tiba-tiba terpaku dengan satu kata yang… Read More
  • Cerita dibalik Mudik dan Erupsi Gunung Raung #2 Saya terbangun sekitar pukul delapan pagi disaat Hariri dan keluarganya pulang dari Shalat Idh, Astagfirullah saya kesiangan.. Sebelum diantar kem… Read More
  • Like Mother, Like Son Berbeda dengan idiom atau istilah yang booming di masyarakat, "Like father, like son" perilaku anaknya sama dengan perilaku ayahnya. Hal ini mungkin… Read More
  • Topi Hitam dari Pak Chandra Lee *Sembilan bulan yang lalu .... Sebuah kebiasaan lama saya ketika berada dikampus dan kegiatan perkuliahan selesai biasanya saya langsung ke tempat l… Read More

5 komentar:

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!