Source image: @gerychocolatoz |
Teringat dengan kisah seorang anak SMP kelas 3 bertubuh kurus, sebut saja ia Rian. Seorang anak bungsu dari 3 bersaudara. Setiap akhir pekan tidak pernah ia nikamati dengan santai, Sabtu dan minggu adalah hari yang selalu ingin dilewatinya begitu cepat.
Tidak alasan baginya untuk menolak permintaan ibunya, walaupun harus mengorbankan hari liburnya bersama teman-temannya. "Rian,,, ganti sekarang bajumu nak, jangan lupa bawa sarung untuk mengalas pundakmu" sebuah teriakan kecil ibunya yang terdengar dari ruang dapur.
Tidak jarang Rian meringkik kesakitan ketika pundaknya sudah mulai terasa nyeri karena beban kayu yang lumayan berat dan tidak sesuai dengan kemampuan Rian.. Kayu besar yang dia pikul pundaknya harus dia pikul dari pinggir kali menuju rumah orang tuanya. Tebing, licin, jauh dan hewan buas adalah kata kunci yang selalu menghiasi keluhan Rian.
Dengan berkucur keringat Rian sesekali beristirahat ketika melintasi pematang sawah sekitar 1 Km dari tepian sungai dari 4 Km perjalanan. Tertimpa kayu bawaannya pun pernah terjadi padanya,,,,
Tapi itu tidak membuatnya menyerah dan takut ketika diminta lagi oleh orang tuanya.
Yah,,, membangun sesuatu untuk menjadi lebih sempurna dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya, "selain membantu orang tua juga sebagai latihan fisik tambahan sebelum latihan beladiri di sore harinya" Pikiran optimis Rian ...
Siapa yang bisa menyangka, kalau Rian yang notabenenya bertubuh kurus tapi berisi itu memenangkan seleksi sebagai salah satu peserta Atlit Beladiri.
Tangguh, kuat, pantang menyerah, dan optimis adalah mental yang tertanam dalam dirinya hingga iya menjadi seorang pemenang dari ratusan orang-orang pecundang.
Siapa yang bisa menyangka, kalau Rian yang notabenenya bertubuh kurus tapi berisi itu memenangkan seleksi sebagai salah satu peserta Atlit Beladiri.
Tangguh, kuat, pantang menyerah, dan optimis adalah mental yang tertanam dalam dirinya hingga iya menjadi seorang pemenang dari ratusan orang-orang pecundang.
0 komentar:
Posting Komentar