Kamis, 20 September 2012

Miss CueQ


Pagi hari yang dingin, mentari bersinar seakan tersenyum, dedaunan yang rimbun sedang sibuk bersorak sorai, sedangkan burung perkutut bernyanyi di atas pohon mahoni memperdengarkan kemerduan suaranya seakan-akan menghibur Rhyan yang sedang duduk di atas kursi bambu, serta angin sepoi-sepoi yang berhembus dari daratan Kanreapia ke daratan Manipi seakan-akan membisikkan sesuatu di telinganya... “ selamat pagi pangeran !!!”
Ketika itu Rhyan teringat dengan sosok seorang wanita yang cantik jelita, murah senyum, dan berwatak agak manja. Kemudian bertanya-tanya dalam hati, “ apakah aku pantas menjadi seorang pangeran buat dirinya?” tapi ah, itu Cuma mimpi kok, mana mungkin jadi kenyataan...

Kasmaran
Hari libur telah usai, Rhyan mulai mulai melangkahkan kaki menuju sekolah dengan memakai rasel bermerk Import dan bersepatu Dallas Rhyan berjalan dengan PD-nya kesekolah.

Dengan perasaan yang sangat senang  dia masuk ke kelas barunya di SMP, kelas IIIB. Ternyata di dalam kelas nampak seorang gadis yang duduk sendiri dan sambil menatapnya dengan heran, tapi seketika itu dia tersadar dan mengalihkan pandangannya ke bangku yang akan dia tempatnya duduk.  Kebetulan bangku dekatnya kosong, jadi dia memilih untuk duduk di sampingnya saja.
Sesekali Rhyan mencuri-curi pandang dan memperhatikan dengan jelas wajah ayunya, ternyata gadis itu persis dengan yang ada dalam mimpiku, “ anne minne kapang cewe’ maingia ku so’naang”  (Mungkin inilah gadis yang pernah ada dalam mimpiku).

Setelah sepekan dia duduk di kelas IIIB, dan telah mengenal semua penghuni kelas terutama sama si gadis itu. Ternyata namanya St. Fadhilah Yudiatunnisa tapi akrab dipanggil Dila. Hari silih berganti akhirnya Rhyan sudah akrab dengan Dila. “Hai dila, tumben sendiri temanmu yang lain mana?” “ eh Rhyan !!! aku kaget, kirain siapa ” dengan kaget Dila menjawab.  Dia mendekat dan duduk di sampingnya sambil bercerita tentang sahabatnya masing-masing. Sejak keakraban itulah Rhyan semakin mearasakan aura cinta kapada Dila.

Dasar kalau hati sudah menuntut,, Rhyan tidak dapat lagi memendam rasa cinta yang begitu kuat dalam hatinya, akhirnya kata cinta keluar dari lubuk hati yang mendalam dari Rhyan kepada Dila lewat secarik kertas surat yang kemudian diselipkan kedalam buku Dila tanpa sepengetahuan siapa-siapa. Namun akhirnya ketahuan juga. “ Cye ! Rhyan ma Dila pacaran !” ledek dari salah seorang teman Rhyan, dari peristiwa itulah gosip tentang Rhyan dan Dila tidak saling bicara lagi, padahal dari lubuk hati Rhyan yang paling dalam Rhyan sangat penasaran ingin mengetahui balasan dari Dila tapi tidak sepatah kata pun balasan dari Dila.  Setiap kali Rhyan mau mendekati Dila pasti Dilanya menjauh. Rhyan selalu bertanya-tanya dalam hati  “ apakah Dila marah sama aku atau Cuma malu sama ejekan dari teman-tema, yang pastinya aku belum diterima ataupun ditolak sama Dila.”  

Sepucuk Surat dari Dila
Setelah satu tahun kemudian Rhyan telah sekolah di SMA, ketika diumumkan tentang pembagian kelas, ternyata Rhyan dan Dila satu kelas lagi. Rhyan dan Dila bagaikan dua insan yang belum pernah ketemu sebelumnya, karena tidak satu kata pun yang keluar dari mulut mereka ketika satahun bersama di SMA. Rhyan merasa tidak pantas dan tidak sanggup untuk mendapatkan cintanya, mencoba untuk melupakan dan tidak akan pernah lagi berharap cinta yang tak pasti dari Dila.

Tepat di hari ulang tahunnya, Rhyan menerima selembar kertas dari Dila lewat sahabatnya. “Surat apa ini? “ Kata Rhyan. “Silahkan baca sendiri bang, penting  !” Jawab Intan sambil tersenyum.
Rhyan langsung membaca surat tersebut, ternyata surat dari Dila yang berisikan ucapan selamat ulang tahun.
Selamat ulang tahun shobat semoga sehat selalu dan melalui surat ini saya mohon maaf sebesar-besarnya karena aku tidak bisa membalas semua kebaikanmu (cintamu) dan jangann terlalu berharap besar padaku karena hanya menyiksa batinmu”.

Masih menaruh Harapan
Hufft… sungguh menyedihkan.. !!
Mungkin itulah balasan surat yang aku kirim kepada Dila setahun yang lalu” Ketus Rhyan.
Dia bertekad untuk tidak melanjutkan cintanya lagi karena merasa telah memaksakan kehendaknya perasaanya.

Setahun berlalu Rhyan telah duduk dikelas program IPA dan Dila dikelas IPS, yah setidaknya lebih enjoy karena tidak adan lagi peluang untuk melihat Dila dan berharap betul-betul dapat melupakannya. Tapi … tiba-tiba Rhyan dikagetkan oleh ocehan temannya, “Rhyan, dengar-dengar Rhyan jadian dengan sahabatmu di SMP, Irfan”. Serasa syok mendengarnya, tapi Rhyan berusaha untuk bersikap tenang untuk menyikapinya.
“Mengapa rasa cemburu ini begitu besar setelah mendengar hal itu, apakah aku masih mencintainya?   Sudahlah, dia telah menjadi milik orang lain” Lamun Rhyan.

Rhyan berusaha untuk mengindahkan perasaan risaunya itu, dia lebih memilih untuk fokus disetiap kegiatan Ekskul yang dia geluti di sekolah. Sebagai seorang petarung dalam perguruan beladiri yang diikutinya Rhyan selalu optimis bahwa segala tantangan apapun yang akan dihadapinya dia untuk tidak akan menyerah dan tidak akan mundur seperti ketika bertarung dengan lawannya dibeberapa pertandingan, Yah sebagai seorang fighter segala resiko apapun dia akan terima sekalipun akan terjadi kemungkinan terburuk yang akan menimpanya.

Dua hari Sejak Dua Tahun
Lagi-lagi Rhyan ternyata masih menaruh harapan sama Dila, dia mencoba untuk menghubungi Dila lewat telepon genggamnya. Dia berusaha untuk menarik simpati Dila lewat candanya, dan mencoba untuk menyatakan cintanya untuk kesekian kalinya mumpung dia sudah tidak ada yang punya. Kemungkinan baik dan buruknya harus dia terima. “Saya tidak akan pernah menyerah sebelum mendapatkan apa yang saya inginkan” Optimisnya. Terkadang Cinta berakhir dengan benci dan begitu pun sebaliknya, kadang benci akan menjadi cinta, yah,, miriplah dengan potongan kata dari sebuah peribahasa.

Respon Dila kali ini tidak seburuk sebelumnya, Dila meminta waktu untuk mempertimbangkannya. Dua hari dipertimbangkannya cukup berat untuk memperbaiki hubungan mereka yang sempat mengendap selama dua tahun…
Dengan senyum optimis Dila ke Rhyan mencoba untuk menerima cinta Rhyan …
“Baiklah kita jalani  saja, meskipun saat ini jujur saya belum bisa menyatukan perasaan ini,, ajarkan aku untuk mencintaimu”. Rhyan pun membalas dengan senyum optimisnya. 

Gubuk Bambu di Manipi, 27 Februari 2009


*Tunggu cerita selanjutnya ...........

Related Posts:

  • Cerita dibalik Mudik dan Erupsi Gunung Raung #2 Saya terbangun sekitar pukul delapan pagi disaat Hariri dan keluarganya pulang dari Shalat Idh, Astagfirullah saya kesiangan.. Sebelum diantar kem… Read More
  • Malino Kota Romantis Seketika perasaan begitu segar, pandangan menjadi hijau, pikiran jadi terbuka yang di dalamnya mengalir syair-syair melangkolis ketika melintas di k… Read More
  • SAYA HANYA INGIN PULANG Mengakhiri petualangan di Pulau Jawa saya berencana untuk kunjungan silaturrahmi ke rumah keluarga di Kota Jakarta, yah kota yang pernah saya kun… Read More
  • Ragaku.. Ragaku di sini, tapi jiwaku ada di sana.. Dingin, riak hujan, dan teriakan nyanyian tak merdu mengelilingi ruang-ruang ragaku... Aku merasa sendiri … Read More
  • Setahun yang Lalu Tepat setahun yang lalu saya masih mengingat dengan jelas ketika saya kembali ke rumah memulihkan lelah setelah seharian beraktivitas menguras pikir… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!