Minggu, 25 Agustus 2013

Lupakan Permusuhan: Kolaborasi Fakultas Teknik – Seni Melalui Ekspresi Budaya dan Seni

Aksi tawuran antar mahasiswa bukan lagi hal yang tabu bagi masyarakat umum bahkan sudah mencoreng wajah pendidikan bangsa ini. Berbagai problem solving telah diberikan dari berbagai pihak mengenai tawaran ini, mulai dari pembatasan kegiatan mahasiswa di kampus pada malam hari, diskusi Prestasi Vs Anarkis yang baru-baru ini diadakan oleh Kompas, deklarasi anti kekerasan yang serentak dibacakan disetiap PTN Se-Indonesia, hingga pembentukan komunitas Cinta Damai yang ada di Universitas Negeri Makassar. Bahkan mantan Presiden Muhammad Jusuf Kalla yang dikutip dari situs Dunia Kampus shnews.co memberikan solusi dengan meminta para mahasiswa meninggalkan tawuran dan memulai kegiatan wirausaha.

Membahas tentang definisi tawuran, definisi tawuran yang diungkapkan dari tulisan yang di publish pada website www.cintadamai.or.id ada beberapa hal yang menjadi titik tekan yaitu perkelahian yang  mengandung arti terjadi antara paling sedikit dua pihak dengan menggunakan kekerasan yang menunjukkan adanya pola hubungan negatif, dan dilakukan beramai-ramai atau kolektif yang menunjukkan adanya kelompok. Tawuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan negatif antar dua kelompok atau lebih yang terwujud dalam kekerasan dan perkelahian antar kelompok.

Sumber Gambar: media.viva.co.id

Tragedi tewasnya dua mahasiswa fakultas Teknik 11 Oktober 2012 lalu oleh mahasiswa dari fakultas Seni dan Desain akibat dari tawuran antar mahasiswa menggemparkan tanah air bahkan membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Nuh risau. Seakan – akan tawuran atau kekerasan antara mahasiswa dari kedua fakultas ini tidak pernah surut karena hampir setiap tahun terjadi.

Namun hal yang menarik justru terjadi disebuah lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Jamaluddin selaku Koordinator Kecamatan Lalabata yang notabene dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Nasrano Tri Kurniawan dari jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Seni dan Desain sebagai pemegang kendali disebuah acara kecamatan yaitu Pentas Seni (Pensi).

Acara Pensi tersebut adalah hasil dari koraborasi Mahasiswa KKN Reguler angkatan XXIX dan KKN-PPL Terpadu angkatan VII UNM Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yang merupakan salah satu program kerja KKN di tingkat Kecamatan. Pementasan seni ini yang digelar di Gedung Pertemuan Masyarakat Watansoppeng, Sabtu malam (24/8/2013) dengan tema “Menjaga Ekstensi Semangat Kemerdekaan Melalui Ekspresi Seni dan Budaya dalam Bingkai ke-Indonesiaan” yang menampilkan pertunjukan Tari, musik akustik, puisi, teater, musikalisasi puisi, dan pameran seni yang pesertanya dari SMA/SMK dan SMP Sederajat. 


Salah satu penampilan musik akustik 

Pentas Seni yang berasal gabungan 18 posko KKN se-kecamatan Lalabata ini dibuka oleh perwakilan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga dan menyatakan dukungan yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa UNM atas diselenggarakannya acara ini, menurut beliau prestasi yang dimiliki siswa/siswi dibidang kesenian khusus di Kab. Soppeng saat ini dinilai cukup baik dan mampu bersaing hingga ditingkat nasional oleh karena itu perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan. Acara pembukaan selain dari Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga  juga dihadiri oleh pemerintah setempat, koordinator sekolah, lurah, dan desa, serta mahasiswa KKN se-kecamatan Lalabata.

"Saya berharap dengan diadakannya Pentas Seni ini, Silaturrahmi antar mahasiswa KKN UNM terkhusus yang berada di Kecamatan Lalabata tetap terjaga, selain itu acara ini juga bertujuan untuk memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dan mereka dapat mengeksplorasi bakat dan minat yang mereka miliki serta pelestarian budaya dan kesenian yang ada di Indonesia terkhusus di Kabupaten Soppeng” Ujar Nasrano.
Sementara itu Jamaluddin selaku koordinator Kecamatan dalam sambutannya juga menambahkan dengan diadakannya Pentas Seni yang bertajuk Semangat Kemerdekaan bisa memberikan spirit nasionalisme kepada para pemuda yang kelak menjadi pemimpin masa depan yang dituangkan dalam ekspresi seni dan budaya apalagi baru-baru ini adalah dirgahayu kemerdekan Republik Indonesia yang ke-68.

Sekitar 30 performance yang ditampilkan di atas panggung kesenian tersebut, mampu menarik perhatian banyak pengunjung yang berasal dari masyarakat setempat dan tentunya dari mahasiswa KKN sendiri sehingga  memadati Gedung Pertemuan Masyarakat sekaligus dijadikan sebagai ajang malam mingguan bagi mereka tanpa terkecuali mahasiswa Fakultas Teknik dan Seni yang saling berbaur, duduk bersama, dan gembira bersama. Selain dari dua fakultas tersebut, juga hadir mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas yang posko KKN-nya berlokasi di kecamatan Lalabata.

Salah satu yang paling menarik dari pementasan tersebut adalah pertunjukan teater yang berhasil membuat seluruh isi gedung memberikan hormat dengan sendirinya ketika Sang Merah Putih dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Secara tidak langsung bisa menanamkan jiwa Nasionalisme.

Semua audiens dan pemain memberi penghormatan kepada bendera Merah Putih seraya menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika dikibarkan disalah satu penampilan teater. Soppeng, Sabtu (24/8/2013) malam.


Ajang serupa dengan Pentas seni ini setidaknya bisa dijadikan solusi kongkrit untuk meredam aksi kekerasan antar mahasiswa terkhusus di Universitas Negeri Makassar, disamping itu juga memberikan kesadaran akan sikap nasionalisme  dan cinta tanah air.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!