Aksi tawuran antar mahasiswa bukan lagi hal yang tabu bagi masyarakat
umum bahkan sudah mencoreng wajah pendidikan bangsa ini. Berbagai problem solving telah diberikan dari
berbagai pihak mengenai tawaran ini,
mulai dari pembatasan kegiatan mahasiswa di kampus pada malam hari, diskusi
Prestasi Vs Anarkis yang baru-baru ini diadakan oleh Kompas, deklarasi anti
kekerasan yang serentak dibacakan disetiap PTN Se-Indonesia, hingga pembentukan
komunitas Cinta Damai yang ada di Universitas Negeri Makassar. Bahkan
mantan Presiden Muhammad Jusuf Kalla yang dikutip dari situs Dunia Kampus
shnews.co memberikan solusi dengan meminta para mahasiswa meninggalkan tawuran
dan memulai kegiatan wirausaha.
Membahas tentang definisi tawuran, definisi tawuran
yang diungkapkan dari tulisan yang di publish pada website www.cintadamai.or.id ada beberapa hal yang menjadi titik tekan yaitu perkelahian
yang mengandung arti terjadi antara
paling sedikit dua pihak dengan menggunakan kekerasan yang menunjukkan adanya
pola hubungan negatif, dan dilakukan beramai-ramai atau kolektif yang
menunjukkan adanya kelompok. Tawuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
hubungan negatif antar dua kelompok atau lebih yang terwujud dalam kekerasan
dan perkelahian antar kelompok.
Sumber Gambar: media.viva.co.id
Tragedi tewasnya dua mahasiswa fakultas Teknik 11 Oktober
2012 lalu oleh mahasiswa dari fakultas Seni dan Desain akibat dari tawuran
antar mahasiswa menggemparkan tanah air bahkan membuat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Moh. Nuh risau. Seakan – akan tawuran atau kekerasan antara mahasiswa dari
kedua fakultas ini tidak pernah surut karena hampir setiap tahun terjadi.
Namun hal yang menarik justru terjadi disebuah lokasi Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng. Jamaluddin selaku Koordinator Kecamatan Lalabata yang notabene dari
mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik memberikan
kepercayaan sepenuhnya kepada Nasrano Tri Kurniawan dari jurusan Seni Drama
Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Seni dan Desain sebagai pemegang kendali
disebuah acara kecamatan yaitu Pentas Seni (Pensi).
Acara Pensi tersebut adalah hasil dari koraborasi Mahasiswa KKN Reguler angkatan XXIX dan KKN-PPL Terpadu angkatan VII UNM Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yang merupakan salah satu program kerja KKN di tingkat Kecamatan. Pementasan seni ini yang digelar di Gedung Pertemuan Masyarakat Watansoppeng, Sabtu malam (24/8/2013) dengan tema “Menjaga Ekstensi Semangat Kemerdekaan Melalui Ekspresi Seni dan Budaya dalam Bingkai ke-Indonesiaan” yang menampilkan pertunjukan Tari, musik akustik, puisi, teater, musikalisasi puisi, dan pameran seni yang pesertanya dari SMA/SMK dan SMP Sederajat.
Pentas Seni yang berasal gabungan 18 posko KKN se-kecamatan
Lalabata ini dibuka oleh perwakilan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga dan
menyatakan dukungan yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa UNM atas
diselenggarakannya acara ini, menurut beliau prestasi yang dimiliki siswa/siswi
dibidang kesenian khusus di Kab. Soppeng saat ini dinilai cukup baik dan mampu
bersaing hingga ditingkat nasional oleh karena itu perlu adanya pembinaan yang
berkelanjutan. Acara pembukaan selain dari Kepala Dinas Pendidikan dan
Olahraga juga dihadiri oleh pemerintah
setempat, koordinator sekolah, lurah, dan desa, serta mahasiswa KKN
se-kecamatan Lalabata.
"Saya berharap dengan diadakannya Pentas Seni ini, Silaturrahmi antar mahasiswa KKN UNM terkhusus yang berada di Kecamatan Lalabata tetap terjaga, selain itu acara ini juga bertujuan untuk memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dan mereka dapat mengeksplorasi bakat dan minat yang mereka miliki serta pelestarian budaya dan kesenian yang ada di Indonesia terkhusus di Kabupaten Soppeng” Ujar Nasrano.
Sementara itu Jamaluddin
selaku koordinator Kecamatan dalam sambutannya juga menambahkan dengan
diadakannya Pentas Seni yang bertajuk Semangat Kemerdekaan bisa memberikan
spirit nasionalisme kepada para pemuda yang kelak menjadi pemimpin masa depan
yang dituangkan dalam ekspresi seni dan budaya apalagi baru-baru ini adalah
dirgahayu kemerdekan Republik Indonesia yang ke-68.
Sekitar 30 performance yang ditampilkan di atas panggung
kesenian tersebut, mampu menarik perhatian banyak pengunjung yang berasal dari masyarakat
setempat dan tentunya dari mahasiswa KKN sendiri sehingga memadati Gedung Pertemuan Masyarakat sekaligus
dijadikan sebagai ajang malam mingguan bagi mereka tanpa terkecuali mahasiswa
Fakultas Teknik dan Seni yang saling berbaur, duduk bersama, dan gembira
bersama. Selain dari dua fakultas tersebut, juga hadir mahasiswa dari berbagai
jurusan dan fakultas yang posko KKN-nya berlokasi di kecamatan Lalabata.
Salah satu yang paling
menarik dari pementasan tersebut adalah pertunjukan teater yang berhasil
membuat seluruh isi gedung memberikan hormat dengan sendirinya ketika Sang
Merah Putih dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Secara tidak
langsung bisa menanamkan jiwa Nasionalisme.
|
0 komentar:
Posting Komentar