Menjadi seorang contact person disalah satu beasiswa
di kampus ketika saya semester tiga cukup membuat hari-hariku menjadi sibuk, yah
mirip dengan costumer service operator ponsel-lah .. hehe
Setiap saat handphone-ku berdering dan melayani
pertanyaan mereka baik di via sms maupun via telepon. Tidak jarang saya harus
melayani juga omelan dari mereka yang kurang puas terhadap info yang saya berikan kepadanya.
Padahal jika dipikir semua mahasiswa yang mendaftar
untuk beasiswa ini adalah mereka yang termasuk orang-orang yang tergolong
berprestasi di kampus dan orang-orang yang dipercayakan dan direkomendasikan
oleh dosen. Tapi pertanyaan dan kata-katanya justru tidak tercermin ke sebagian
kecil dari mereka.
Ku berusaha menjadi seorang pelayan yang baik, ramah,
dan selalu mengontrol emosi ala-ala receptionist-lah jika di hotel dengan
retorikaku sendiri…
Dewi salah satunya adalah mahasiswi dari Fakultas Seni
dan Desain yang ada di kampusku hampir setiap hari saya melayani pertanyaannya
seputar beasiswa..
Yah sekedar menjaga perasaan ku berusaha untuk tetap
nyambung terhadap apa yang dibicarakan,, kali ini dia nelponnya lumayan lama,
entah apa yang dia tanyakan sebelumnya saya sudah lupa yang pastinnya saya
sudah berusaha untuk memancing dia agar pembahasannya diakhiri tapi dasar dia
orang pandai bersastra yang pandai bercerita dan beretorika membuatku tetap melayani
ocehannya.
Pertanyaan yang mengarah tentang pribadiku sudah mulai
dia tanyakan, yah… beberapa urutan pertanyaan klasiklah yang mungkin para
pembaca bisa menebak ketika ingin mengenal seseorang lebih jauh.
Hmmm …
Tetap ku layani semua pertanyaan darinya yang ujung-ujungnya menyatakan rasa simpatinya kepadaku.
Tetap ku layani semua pertanyaan darinya yang ujung-ujungnya menyatakan rasa simpatinya kepadaku.
“Sebenarnya saya sangat suka dari cara anda berbicara makanya selama ini saya sering-sering nelpon dan saya mau kita kenal lebih dekat” katanya yang menurutku terlalu polos.
Meskipun pada saat itu saya sedang menjomblo tapi saya tidak
terima begitu saja, saya orangnya bukan typikal orang yang gampang tertarik
kepada orang yang belum aku kenal pun harus sesuai dengan karakter yang ku
inginkan.
Ku berusaha untuk mengetahui tentang dirinya sedetail-detail
mungkin, ku meminta nama akun facebook-nya sebagai tips sejuta lelaki untuk
mencari gebetan … tapi saya bukan mencari gebetan tapi sekedar ingin tahu saja
bagaimana dia orangnya. Saya sendiri kurang tahu apakah dia sedikit gaptek atau
apa yang pastinya pada saat meminta ke dia, dia bilang saya tidak punya akun
facebook, twitter atau pun sejenisnya.
Saya menggunakan jurus lain dengan menanyakan ke teman
kelasnya dan ternyata respon dari teman kelasnya kayaknya sedikit miris jika
saya tanyakan sesuatu tentang Dewi.
Yah sudahlah … memang
saya tidak ada niatan mau terima dia cuma saya mau menyelidiki dia orangnya
bagaimana, cukup itu.
Hari-hari berikutnya meskipun aku tidak memberikan respon
yang baik kepada dia, dia tetap ingin ketemu langsung dengan saya.. “OMG, kenapa
ini orang ngotot banget pengen ketemu !! ” teriakku dalam hati ..
Untuk tidak membuat dia terlampau kecewa, akhirnya ku coba
untuk memenuhi permintaannya. “Tepat 7.00 ketemu di simpang empat yang tidak
jauh dari rumah kost-sanku” kataku ke Dewi, Dia menyetujuinya. Pukul 6.55 saya
sudah menunggu duluan tapi belum ada siapa-siapa disana..
7.05 masih belum muncul batang hidung seorang sosok
mahasiswi, yang Nampak hanya wanita tua penjual kue yang menenteng kue
jualannya dan Daeng Becak yang lalu lalang dijalan itu tapi dia tidak
muncul-muncul juga.
7.10 … belum datang ..
7.15 … masih belum datang ..
7.20 … akhirnya dia baru muncul dengan memakai
kerudung hitam dengan kemeja putih dan rok hitam. Tinggi badannya sekitaran
20 Centi-lah lebih pendek dari saya. Kami jalan bareng menuju kampus yang
kebetulan dalam satu sektor..
Saya berusaha untuk tidak mengeluarkan keluhanku yang
menunggu cukup lama tapi dia sendiri yang duluan meminta maaf karena tidak
sesuai dengan waktu yang dijanjikan dengan alasannya sendiri. Saya maafkan saja
langsung biar tidak terlalu bertele-tele …
Bahasan demi bahasan ujung-ujungnya dia mengulangi
pernyataan sebelumnya yang menyatakan simpatinya kepadaku .. tapi kali ini ku
berusaha untuk bohong dan meminta maaf.
“sebenarnya saya sudah punya orang yang sangat saya sayangi dan tentunya saya tidak ingin mengecewakan dan menyakiti perasaannya, jika ingin berteman silahkan” kataku ..
Dia balik minta maaf karena selama ini dia terlalu
mengusik saya dan mengganggu hubungan saya. Tidak terasa kami sudah tiba
dipersimpangan jalan ke fakultas masing-masing dan berpisah dan sampai saya menulis
tulisan ini saya tidak pernah lagi komunikasi dengan dia apalagi ketemu.
“Pesan khusus buat para pembaca yang merasa laki-laki, jangan begitu gampang menerima dan mamasuki kehidupan perempuan yang tidak kamu cintai jika akhirnya kamu hanya ingin menyakiti hatinya dan ingin mempermainkan perasaannya”
Rumah Edukasi, 6 Okt 2012
mantap kanda..., saya Perlu berguru kepada anda kakanda..menganai hal ini juga. :) , sukses untuk anda.
BalasHapuscia tawwaa mantapppp, bisa jadi inspirasi tidak kak???
BalasHapushehehe,,, seorng kk yudi pernh ketipu juga dengn perempuan,,
BalasHapus