Sabtu, 06 Oktober 2012

Karena Suaraku Dia Jatuh Cinta


Menjadi seorang contact person disalah satu beasiswa di kampus ketika saya semester tiga cukup membuat hari-hariku menjadi sibuk, yah mirip dengan costumer service operator ponsel-lah .. hehe

Setiap saat handphone-ku berdering dan melayani pertanyaan mereka baik di via sms maupun via telepon. Tidak jarang saya harus melayani juga omelan dari mereka yang kurang puas terhadap info yang saya berikan kepadanya.
Padahal jika dipikir semua mahasiswa yang mendaftar untuk beasiswa ini adalah mereka yang termasuk orang-orang yang tergolong berprestasi di kampus dan orang-orang yang dipercayakan dan direkomendasikan oleh dosen. Tapi pertanyaan dan kata-katanya justru tidak tercermin ke sebagian kecil dari mereka.

Ku berusaha menjadi seorang pelayan yang baik, ramah, dan selalu mengontrol emosi ala-ala receptionist-lah jika di hotel dengan retorikaku sendiri…
Dewi salah satunya adalah mahasiswi dari Fakultas Seni dan Desain yang ada di kampusku hampir setiap hari saya melayani pertanyaannya seputar beasiswa..
Agak lama membahas tentang beasiswa membuatku sedikit curiga dia terus mengeluarkan pertanyaan yang tidak jelas padahal saya rasa semuanya sudah jelas.

Yah sekedar menjaga perasaan ku berusaha untuk tetap nyambung terhadap apa yang dibicarakan,, kali ini dia nelponnya lumayan lama, entah apa yang dia tanyakan sebelumnya saya sudah lupa yang pastinnya saya sudah berusaha untuk memancing dia agar pembahasannya diakhiri tapi dasar dia orang pandai bersastra yang pandai bercerita dan beretorika membuatku tetap melayani ocehannya.
Pertanyaan yang mengarah tentang pribadiku sudah mulai dia tanyakan, yah… beberapa urutan pertanyaan klasiklah yang mungkin para pembaca bisa menebak ketika ingin mengenal seseorang lebih jauh.
Hmmm … 
Tetap ku layani semua pertanyaan darinya yang ujung-ujungnya menyatakan rasa simpatinya kepadaku.
“Sebenarnya saya sangat suka dari cara anda berbicara makanya selama ini saya sering-sering nelpon dan saya mau kita kenal lebih dekat” katanya yang menurutku terlalu polos.
Meskipun pada saat itu saya sedang menjomblo tapi saya tidak terima begitu saja, saya orangnya bukan typikal orang yang gampang tertarik kepada orang yang belum aku kenal pun harus sesuai dengan karakter yang ku inginkan.

Ku berusaha untuk mengetahui tentang dirinya sedetail-detail mungkin, ku meminta nama akun facebook-nya sebagai tips sejuta lelaki untuk mencari gebetan … tapi saya bukan mencari gebetan tapi sekedar ingin tahu saja bagaimana dia orangnya. Saya sendiri kurang tahu apakah dia sedikit gaptek atau apa yang pastinya pada saat meminta ke dia, dia bilang saya tidak punya akun facebook, twitter atau pun sejenisnya.
Saya menggunakan jurus lain dengan menanyakan ke teman kelasnya dan ternyata respon dari teman kelasnya kayaknya sedikit miris jika saya tanyakan sesuatu tentang Dewi.
Yah sudahlah …  memang saya tidak ada niatan mau terima dia cuma saya mau menyelidiki dia orangnya bagaimana, cukup itu.

Hari-hari berikutnya meskipun aku tidak memberikan respon yang baik kepada dia, dia tetap ingin ketemu langsung dengan saya.. “OMG, kenapa ini orang ngotot banget pengen ketemu !! ” teriakku dalam hati ..
Untuk tidak membuat dia terlampau kecewa, akhirnya ku coba untuk memenuhi permintaannya. “Tepat 7.00 ketemu di simpang empat yang tidak jauh dari rumah kost-sanku” kataku ke Dewi, Dia menyetujuinya. Pukul 6.55 saya sudah menunggu duluan tapi belum ada siapa-siapa disana..
7.05 masih belum muncul batang hidung seorang sosok mahasiswi, yang Nampak hanya wanita tua penjual kue yang menenteng kue jualannya dan Daeng Becak yang lalu lalang dijalan itu tapi dia tidak muncul-muncul juga.
7.10 … belum datang ..
7.15 … masih belum datang ..
7.20 … akhirnya dia baru muncul dengan memakai kerudung hitam dengan kemeja putih dan rok hitam. Tinggi badannya sekitaran 20 Centi-lah lebih pendek dari saya. Kami jalan bareng menuju kampus yang kebetulan dalam satu sektor..
Saya berusaha untuk tidak mengeluarkan keluhanku yang menunggu cukup lama tapi dia sendiri yang duluan meminta maaf karena tidak sesuai dengan waktu yang dijanjikan dengan alasannya sendiri. Saya maafkan saja langsung biar tidak terlalu bertele-tele …
Bahasan demi bahasan ujung-ujungnya dia mengulangi pernyataan sebelumnya yang menyatakan simpatinya kepadaku .. tapi kali ini ku berusaha untuk bohong dan meminta maaf.
“sebenarnya saya sudah punya orang yang sangat saya sayangi dan tentunya saya tidak ingin mengecewakan dan menyakiti  perasaannya, jika  ingin berteman silahkan” kataku ..
Dia balik minta maaf karena selama ini dia terlalu mengusik saya dan mengganggu hubungan saya. Tidak terasa kami sudah tiba dipersimpangan jalan ke fakultas masing-masing dan berpisah dan sampai saya menulis tulisan ini saya tidak pernah lagi komunikasi dengan dia apalagi ketemu.
“Pesan khusus buat para pembaca yang merasa laki-laki, jangan begitu gampang menerima dan mamasuki kehidupan perempuan yang tidak kamu cintai jika akhirnya kamu hanya ingin menyakiti hatinya dan ingin mempermainkan perasaannya”

Rumah Edukasi, 6 Okt 2012

3 komentar:

  1. mantap kanda..., saya Perlu berguru kepada anda kakanda..menganai hal ini juga. :) , sukses untuk anda.

    BalasHapus
  2. cia tawwaa mantapppp, bisa jadi inspirasi tidak kak???

    BalasHapus
  3. hehehe,,, seorng kk yudi pernh ketipu juga dengn perempuan,,

    BalasHapus

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!