Sabtu, 21 September 2013

Posko Bisu

Ke Bulu Sewo Katanya
Suara alarm berdering di atas meja di dalam kamar tua di sebuah posko mahasiswa KKN perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia Timur mencoba membangunkan tidur siangku ... 
Sontak aku terbangun, ternyata manusia-manusia aneh penghuni posko sudah berbenah dan perlahan suaranya semakin samar-samar terdengar dari dalam kamar seiring semakin jauh langkah kakinya. Yang bisa saya tangkap dari topik pembiacaraan mereka adalah “Mereka akan Mendaki Gunung di Bulu Sewo”.

Posko Bisu
Suasana yang baru pertama kalinya aku temui di tempat ini, tempat yang biasanya dipenuhi oleh suara-suara yang tidak jelas yang memenuhi setiap sudut-sudut ruangan, tempat yang biasanya riuh dengan suara-suara hentakan kaki ketika telapak kakinya menyentuh dasar lantai papan, dan tempat yang biasanya dipenuhi oleh manusia-manusia dengan berbagai hobi dan karakter, kesemuanya setiap saat jadi pemandangan yang sudah lazim sejak pertama kali kami meletakkan koper di tempat ini. Mungkin malam ini aku sebut saja tempat ini adalah Posko Bisu.

Source image: http://www.flickr.com/

Lantai ruang utama yang biasanya dipenuhi dengan tumpukan buku dan beberapa laptop dengan berbagai merk dan ukuran selalu tergeletak begitu saja di ruangan itu. Kini bersih dan terlihat kosong … begitu pula dengan pemandangan di meja makan yang tidak seperti biasanya. Meja yang biasanya dihiasi dengan tumpukan piring dan gelas kini terlihat kosong dan bersih.
Sepi …
Seperti di malam-malam biasanya, di kamar tua ini biasanya aku ditemani oleh senior yang tidak jarang aku  jadikan objek untuk berbagi cerita, sekarang hanya Laptop Toshiba 14 Inch yang ku jadikan pelampiasan  curahan hati saya. Untung masih ada kipas angin yang tidak pernah bisa diam sambil menggelang-gelengkan kepalanya.

Penarikan Sudah Dekat
Minus 12 hari jika dihitung sejak hari ini (21/9). Posko ini akan benar-benar menjadi Posko Bisu dalam waktu yang lama setelah kami angkat koper dari tempat ini.
Siswa ditempat kami mengabdi tidak akan lagi menemukan kami-kami yang setiap pagi berjejer di depan pagar pasang senyum dan berjabat tangan, siswa tidak lagi menemukan kami yang selalu berdiri didepan kelas menyampaikan materi ajar, menghukum dan memberikan banyak tugas. Siswa tidak lagi menemukan kami yang selalu berceloteh di hadapan mereka ketika gurunya tidak ada. Dan saya yakin mereka akan selalu merindukan kami… tidak ada lagi senyum yang mereka lihat ketika sesekali menoleh disebuah rumah panggung di belakang sekolah. Tidak ada lagi yang mau menjawab teriakan mereka jika berteriak di balik pagar tembok di depan kelasnya.
Singkat namun bermakna …






Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!