Ke Bulu Sewo Katanya
Suara alarm berdering di atas meja di dalam kamar
tua di sebuah posko mahasiswa KKN perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia
Timur mencoba membangunkan tidur siangku ...
Sontak aku terbangun, ternyata manusia-manusia aneh penghuni posko sudah berbenah dan perlahan suaranya semakin samar-samar terdengar dari dalam kamar seiring semakin jauh langkah kakinya. Yang bisa saya tangkap dari topik pembiacaraan mereka adalah “Mereka akan Mendaki Gunung di Bulu Sewo”.
Sontak aku terbangun, ternyata manusia-manusia aneh penghuni posko sudah berbenah dan perlahan suaranya semakin samar-samar terdengar dari dalam kamar seiring semakin jauh langkah kakinya. Yang bisa saya tangkap dari topik pembiacaraan mereka adalah “Mereka akan Mendaki Gunung di Bulu Sewo”.
Posko Bisu
Suasana yang
baru pertama kalinya aku temui di tempat ini, tempat yang biasanya dipenuhi
oleh suara-suara yang tidak jelas yang memenuhi setiap sudut-sudut ruangan,
tempat yang biasanya riuh dengan suara-suara hentakan kaki ketika telapak
kakinya menyentuh dasar lantai papan, dan tempat yang biasanya dipenuhi oleh manusia-manusia
dengan berbagai hobi dan karakter, kesemuanya setiap saat jadi pemandangan yang
sudah lazim sejak pertama kali kami meletakkan koper di tempat ini. Mungkin malam ini aku sebut saja tempat ini adalah Posko Bisu.
Source image: http://www.flickr.com/ |
Lantai ruang utama yang biasanya
dipenuhi dengan tumpukan buku dan beberapa laptop dengan berbagai merk dan
ukuran selalu tergeletak begitu saja di ruangan itu. Kini bersih dan terlihat
kosong … begitu pula dengan pemandangan di meja makan yang tidak seperti
biasanya. Meja yang biasanya dihiasi dengan tumpukan piring dan gelas kini
terlihat kosong dan bersih.
Sepi …
Seperti di malam-malam biasanya, di
kamar tua ini biasanya aku ditemani oleh senior yang tidak jarang aku jadikan objek untuk
berbagi cerita, sekarang hanya Laptop Toshiba 14 Inch yang ku jadikan
pelampiasan curahan hati saya. Untung masih
ada kipas angin yang tidak pernah bisa diam sambil menggelang-gelengkan
kepalanya.
Penarikan Sudah Dekat
Minus 12 hari jika dihitung sejak hari
ini (21/9). Posko ini akan benar-benar menjadi Posko Bisu dalam waktu yang lama setelah kami angkat koper dari
tempat ini.
Siswa ditempat kami mengabdi tidak akan
lagi menemukan kami-kami yang setiap pagi berjejer di depan pagar pasang senyum
dan berjabat tangan, siswa tidak lagi menemukan kami yang selalu berdiri
didepan kelas menyampaikan materi ajar, menghukum dan memberikan banyak tugas. Siswa
tidak lagi menemukan kami yang selalu berceloteh di hadapan mereka ketika gurunya
tidak ada. Dan saya yakin mereka akan selalu merindukan kami… tidak ada lagi
senyum yang mereka lihat ketika sesekali menoleh disebuah rumah panggung di
belakang sekolah. Tidak ada lagi yang mau menjawab teriakan mereka jika
berteriak di balik pagar tembok di depan kelasnya.
Singkat namun bermakna …
0 komentar:
Posting Komentar