Tepat setahun
yang lalu saya masih mengingat dengan jelas ketika saya kembali ke rumah
memulihkan lelah setelah seharian beraktivitas menguras pikiran juga semangat..
Pikiran habis
terkuras bersama tumpukan tugas kuliah, praktikum, asistensi, tugas organisasi
dan tumpukan berkas isian pendataan siswa berserta guru. Seperti biasanya, migrain
akan jadi sahabat akrab jika dalam keadaan kondisi yang teramat lelah itu.
Lelah teramat
lelah saat itu sehingga tidak ada pilihan lain selain merebahkan tubuh di atas
kasur merah kecil tanpa mengganti pakaian yang masih melekat sedari pagi
ditempat kerja, kemeja batik cetak merah ketika itu.
Hari itu tepat
dihari ulang tahunku yang ke 22 yang sebenarnya dan 23 versi ijazah-nya..
ucapan dan doa yang paling saya tunggu
adalah darimu..namun tak kunjung datang juga dan tidak secepat layaknya saya yang
menunggu detik-detik malam pergantian hari dihari ulang tahunmu. Yang ada
hanyalah pesan singkat pamitanmu ke luar daerah bersama sahabatmu..
Sudahlah, memang
sebelumnya saya tidak pernah ada perlakuan atau pun moment istimewa sepanjang
hidupku layaknya orang-orang kebanyakan diluar sana.
Tidurku tidak begitu
nyeyak waktu itu, tiba-tiba dari luar pagar terdengar teriakan yang tidak
begitu asing. Ternyata itu kamu bersama sahabatmu sambil memegang sebuah kotak
putih berisikan kue dan membawanya kedalam rumah.
“Selamat ulang tahun dan tolong buatlah
sebuah harapan menyentuh kue ini” Katamu..
Terima kasih
menjadi orang yang pertama mengajak untuk membuat harapan. Ini ajakan kedua
setelah ajak pertama dimalam pergantian tahun itu..
0 komentar:
Posting Komentar