Saya
terbangun sekitar pukul delapan pagi disaat Hariri dan keluarganya pulang dari
Shalat Idh, Astagfirullah saya kesiangan..
Sebelum diantar
kembali ke Bandara Juanda saya diajak untuk ikut berkeliling silaturrahmi ke
rumah warga setempat sambil melihat bagaimana adat orang Jawa ketika hari
lebaran, cukup jauh berbeda menurutku dengan dengan adat yang ada di Kampung
halamanku. Adat mereka
Setelah
shalat Jum’at disalah satu masjid di Gresik yang isi khutbahnya sepenuhnya
menggunakan jawa, saya kembali berkemas dan bersiap untuk kembali ke Bandara di
Sidoarjo karena perjalanan dari Gresik menuju Bandara Juanda di Sidoarjo cukup jauh
dan saya harus check in selambat-lambatnya jam empat sore. Saya sibuk berkemas,
orang tua Hariri juga sibuk mempersiapkan makanan dan minuman saya untuk di
Bandara nanti juga oleh-oleh khas Gresik buat keluarga saya di Kampung.
Semuanya
sudah beres dan siap untuk berangkat ke Bandara ternyata keluarga Hariri juga
ikut mengantar, mulai dari Bapak, Ibu, paman, sepupu dan Hariri sendiri ikut
mengantarkan saya ke Bandara. Penghargaan mereka terhadap tamu jauh melebihi
dugaan saya, saya salut …
Waktu
menunjukkan jam 3 sore akhirnya kami tiba di Bandara Juanda, duduk sejenak dan
langsung menuju ke Costumer Service mananyakan perkambangan penerbangan.
“Permisi
mba, saya mau tanya bagaimana dengan perkembangan untuk jadwal penerbangan hari
ini?”
“Maas mas,
karena banyaknya pembatalan penerbangan maka kami harus menata ulang jadwal
penerbangan, mas silahkan reschedule lagi”
Saya
reschedule dan ternyata dapat jadwal pukul 20.30 WIB.. waw mundur tiga setengah
jam lamanya.
Saya
kembali ke rombongan Hariri beserta keluarganya dan memberitahukan tentang
perubahan jadwal, Karena pertimbangan masih sangat lama dan mereka juga harus open house di Gresik akhirnya mereka
pamit duluan dan langusung kembali ke Gresik. Terima kasih yang tak berujung
buat mereka…
Kembali
menunggu seperti hari sebelumnya dengan posisi yang tidak jauh berbeda juga. Saya
kembali menghubungi kakak yang masih menunggu berita baik dari saya, saya
informasikan bahwa jadwal keberangkatan saya mundur lagi. Dia kembali galau dan
mulai berpikir untuk pulang lebih awal dari pada menunggu kedatangan saya yang
tidak pasti. Tapi saya berusaha terus meminta agar tetap menunggu saya karena
tidak ada lagi orang lain yang bisa saya harapkan untuk datang menjemput di
Bandara kecuali dia. Dia kembali sepakat untuk tetap menunggu saya..
Setelah
shalat maghrib tiba-tiba para penumpang kembali gusar setelah mendengar
pemberitahuan dari pihak bandara bahwa Bandara akan kembali ditutup atas
perintah langsung dari Menteri Perhubungan via telepon. Berita rencana
penutupan Bandara pada pukul 19.00 WIB kembali disiarkan dibeberapa stasiun
televisi nasional yang disaksikan oleh keluarga Hariri dan tentunya juga kakak
saya yang masih setia menunggu di Makassar.
Secepatnya
kembali saya menghadap ke costumer service bandara menanyakan kebenaran isu
hangat penutupan bandara yang ramai diperbincangkan oleh para penumpang dan
mereka membenarkan hal itu. Kembali harus memilih antara reschedule
pemberangkatan atau refund tiket, jika reschedule waktu pemberangkatan yang paling
cepat adalah pukul 7.00 WIB tanggal 18 Juli tapi jika refund harus mengurus
lagi ke agen online tempat saya beli tiket. Berat rasanya memutuskan harus
memilih apa, jika saya pilih reschedule
lagi berarti saya bisa berangkat dihari berikutnya itu pun belum ada kepastian
apakah ada penerbangan ataukah bandara akan ditutup lagi, jika saya pilih refund berarti saya bisa berganti mode
transportasi dari Pesawat terbang ke Kapal Laut atau Kereta Api menuju salah
satu kota yang bandaranya aman. Saya memutuskan untuk berpikir tenang dan
keluar dari ruangan Costumer service..
Selanjutnya
saya mencoba mencari kejelasan dari pihak lain yaitu ke maskapai penerbangan
yang saya pakai saat itu yaitu Citilink. Kembali menanyakan kejelasan penutupan
bandara, dia juga membenarkan hal tersebut tapi informasi resmi dalam bentuk
surat pemeberitahuan dari kementerian perhubungan belum datang masih sebatas
via telepon jadi saat itu belum ada kejelasan apakah bandara kembali ditutup
atau akan tetap ada penerbangan malam itu.
Panggilan
masuk pertama dari keluarga Hariri yang kembali gelisah karena melihat berita
penutupan bandara lewat televisi di rumahnya. Panggilan kedua dari Kakak saya
Yasmin yang sudah galisah maksimal dan sudah dua hari mendekam dikamar menunggu
informasi pemeberangkatan terbaru dari saya. Saya hanya berusaha menenangkan
mereka bahwa informasi penutupan bandara belum jelas dan masih ada harapan
untuk bisa berangkat malam itu. Khusus kakak saya, kami sepakat kalau malam itu
delay lagi maka saya membiarkan dia untuk kembali ke kampung lebih awal.
Harap-harap
cemas masih menghantui pikiran saya malam itu dan belum bisa memutuskan apakah
harus memilih reschedule atau refund, yang bisa saya lakukan adalah saya
masih bersedia menunggu selama beberapa jam terkait informasi baru apakah
bandara akan ditutup lagi ataukah akan ada pemberangkatan.
Sempat
terjadi adu argument dan aksi pukul meja dari beberapa penumpang saat itu yang
sudah habis kesabaran karena sudah dua hari lamanya menunggu pesawat yang tak
kunjung berangkat dan harus menunggu lagi jika bandara ditutup sedangkan
beberapa rute sudah ada yang berangkat dan menurut informasi dari ATC (Air
Traffic Controller) atau Pemandu Lalulintas Udara bahwa lalulintas penerbangan
malam itu aman-aman saja. Sebagian
penumpang khususnya dari Makassar masih tetap mengadakan negoasiasi dengan
pihak kementerian perhubungan dan saya berinisiatif bersama beberapa penumpang
lain untuk audiensi dengan pihak reporter televisi nasional. Setelah sepakat
untuk on air satu jam kedepan dengan salah satu pihak media yang bersedia
menyiarkan keluhan kami dengan harapan ada desakan bagi pihak bandara dan pihak
kementerian untuk segera mengambil keputusan pasti apakah bandara jadi ditutup
ataukah akan ada penerbangan.
Kami
kembali kerombongan penumpang yang sedang melakukan negosiasi dan tidak lama
setelah itu akhirnya ada titik terang dari pihak bandara bahwa pada malam itu
pihak bandara akan tetap mengadakan pemberangkatan. Pesawat saya berangkat
tepat pada jadwal yang saya minta sebelumnya yaitu pukul 20.30 WIB meskipun
sudah banyak kursi yang kosong karena sudah banyak yang melakukan reschedule dan refund. Alhamdulillah tiba
dengan selamat di Bandara Hasanuddin – Makassar tepat pukul 23.00 WITA. Dan
bisa pulang kampung dengan tenang bersama kakak esok paginya…
0 komentar:
Posting Komentar