Senin, 26 Mei 2014

Di musim Dingin Kita Bertemu

Sebuah pecakapan singkat waktu itu, “Kak saya mau banyak tahu tentang karya tulis” Katamu kepadaku. Dengan senyum saya menjawab, “saya akan selalu bersedia mengajarkanmu apapun itu selama saya tahu”, tapi saya sangat berharap kamu bisa bergabung disebuah lembaga yang telah membesarkan saya. “Bagaimana cara bergabungnya kak, dan kapan itu?”. “Yah tidak lama lagi perekrutan anggotanya akan terbuka tunggu info selanjutnya, saya akan kabarkan kalau sudah mulai pengambilan formulirnya”.

Saya tidak akan lupa dengan orang pertama yang mengajakku untuk menuliskan sebuah harapan di malam tahun baru, yah seumur hidupku kamu orang yang baru saya kenal tapi orang yang pertama mengajakku untuk menuliskan mimpi-mimpi di tahun yang tidak lama lagi akan segera datang waktu itu. Dari beberapa deretan impian yang saya tuliskan kamu mengaku iri dari beberapa diantaranya. Namun ada satu harapan di bulan Januari yang saya tidak tuliskan dan kamu tahu pasti apa harapan itu, kamu masih ingatkan? Yah, cukup kita berdua yang tahu.

Kamu memutuskan untuk ikut bersama mimpi-mimpiku namun saya memberimu satu tantangan, “kamu harus menemuiku disebuah persimpangan, kemudian kita akan berjalan bersama” saya tunggu kamu disana, kataku dengan yakin dan kamu menyanggupinya.

Saya tahu kamu teramat lelah melewatinya tapi tidak dengan semangatmu Cuma fisikmu, kamu selalu meyakinkanku dengan senyum optimismu untuk bisa menggapai itu demi sederetan mimpi.

Empat Musim yang telah kamu lalui..

Musim yang pertama yang kamu lalui adalah musim Semi. Jika di Jepang musim semi adalah musim peralihan dari musim dingin ke musim panas dimana tumbuh-tumbuhan mekar kembali karena itulah disebut musim bunga, tapi kamu telah melewati musim semi yang berbeda. Dimana kamu telah mencoba keluar dari kebiasaan kamu yang ketika selesai kuliah langsung kembali ke rumah menuju hari-hari kamu yang disibukkan dengan suatu hal yang akan menyita banyak waktu bersantaimu dan menyita waktu tidur siangmu.
Musim kedua yang kamu lalui adalah musim panas, saya tidak begitu jelas dengan musim yang satu ini tapi yang pastinya ini pernah kamu lalui waktu itu. Kamu sempat kehilangan senyummu selama beberapa hari dimusim panas ini.. tapi itu tidak masalah karena saya yakin kamu masih bisa mengukir senyum seperti biasanya jika musim panas berlalu. 

Musim panas telah berlalu berganti musim gugur, tapi bukan berarti kamu berhenti menunggu mencuatnya mentari di pagi hari karena saya dan kamu tahu pasti mentari di pagi hari akan selalu setia bersama pagi seperti kamu yang setia mengukir lengkungan senyumku. Putus asa dan pesimis identik dengan musim ini, tapi kamu tidak.. mereka rela lepas dan pergi bersama hembusan angin dengan membawa putus asa dan pesimisnya. Dan kamu berhasil melalui musim gugur ini.. meski kamu sesekali memintaku untuk ikut gugur bersama angin bak dedaunan yang lepas dari tangkainya tapi kamu masih mampu melumpuhkan rasa pesimis itu demi sebuah harapan dan janjimu kepada saya.

“Selama masih ada harapan dan orang-orang yang mendukungku,, saya tidak akan mundur” kata ini semakin meyakinkanku bahwa kamu akan datang..
Musim dingin tiba, tempat dimana kamu berjanji untuk menemuiku …
Bintang, lilin, dan jejeran lampion jadi temanku malam itu sambil menyelami dinginnya malam. Saya ingin sekali menyapamu dimalam itu, tapi kamu tidak mengizinkanku untuk malam itu. Saya hanya bisa sesekali mencuri pandang diantara lilin yang berjejer yang juga jadi temanmu malam itu.

Source image:
Satu persatu bintang pamit dan menghilang dari pandanganku berganti fajar yang semakin dekat menemani sinarnya lilin-lilin yang tidak lama lagi akan pupus dan lebur namun menyisakan bekas.
Hembusan angin yang dingin mulai merayu dedaunan dan rumput untuk hening dengan disaksikan lilin dan obor yang juga diam membisu mendengarkan kata-kata yang kamu ikrarkan.. Itu juga sebagai tanda kamu akan segera menemuiku dan akan berjalan bersamaku, bersama jejeran mimpi-mimpi kita. Semua itu atas nama impian, cinta, dan cita-cita.

            *Desa Ko’mara, 25 Mei 2014

Related Posts:

  • Peluh dan Telur Disini lebih tenang.. disini lebih luas.. seluas mata memandang ketika sesekali memandang keluar jendela .. Setiap hari lebih nyaman kuhabiskan … Read More
  • 1 Februari Merasa berhutang budi dengan buku yang saya baca tadi malam, katanya "Jangan biarkan kertas kosong menguning tanpa tulisan, dan jangan biarkan tangan… Read More
  • Topi Hitam dari Pak Chandra Lee *Sembilan bulan yang lalu .... Sebuah kebiasaan lama saya ketika berada dikampus dan kegiatan perkuliahan selesai biasanya saya langsung ke tempat l… Read More
  • D' Words Before Seperti dengan rencana awal saya di tgl. 1 Januari lalu yang mengatakan ditahun 2014 "Kurcaci Peradaban" harus berganti nama. dan akhirn… Read More
  • Like Mother, Like Son Berbeda dengan idiom atau istilah yang booming di masyarakat, "Like father, like son" perilaku anaknya sama dengan perilaku ayahnya. Hal ini mungkin… Read More

7 komentar:

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!