Jumat, 24 Juli 2015

SAYA HANYA INGIN PULANG


Mengakhiri petualangan di Pulau Jawa saya berencana untuk kunjungan silaturrahmi ke rumah keluarga di Kota Jakarta, yah kota yang pernah saya kunjungi beberapa tahun yang lalu.  

Entah kenapa meskipun dengan alasan saya yang tidak begitu jelas tiba-tiba ada dorongan yang begitu kuat dari benak saya untuk lebih memilih pulang ke kampung halaman dari pada tinggal menghabiskan waktu di tanah Jawa naik turun kereta api dari stusiun A ke stasiun B, dari bus A ke bus B, dari angkot A menuju angkot B membawa perlengkapan pribadi yang lumayan banyak dan juga menghabiskan isi rekening yang sudah semakin menipis. Mungkin juga karena ada rindu yang begitu dalam untuk kumpul bersama orang tua dan saudara atau rindu kepada orang cantik kedua yang begitu membara. Intinya saya mau pulang…


Tiket kereta api dengan tujuan perjalanan dari Stasiun Pasar Turi (Surabaya) ke Stausiun Pasar Senen (Jakarta) pulang pergi telah saya bayar jauh hari sebelumnya meskipun juga saya telah booking tiket penerbangan Surabaya menuju Makassar.




Malam sebelum pulang rencanya numpang menginap ditempat kost-an Hasbi sahabat saya si pemilik rambut kribo dengan alasan lebih mudah dan lebih dekat menunggu bus menuju terminal Purabaya di Bungurasih Surabaya tapi malah di bawa ke tempat kursusnya di English Studio yang jaraknya cukup dekat dari tempat kost-nya. Hanya butuh beberapa detik berdiri disebuah pertigaan, bus patas tujuan Surabaya tiba-tiba muncul dan berhenti tepat di depan saya. Ketika naik diatas bus yang ada dalam benak saya hanya urutan rute perjalanan setelah tiba di terminal Bungurasih;  Setiba di terminal saya harus cari bus menuju Stasiun Pasar Turi, setelah itu melakukan pembatalan tiket kereta api, naik bus keliling kota Surabaya sambil hunting oleh-oleh buat pulang dan terakhir menuju Bandara Juanda di Sidoarjo.

Tiba di terminal dengan wajah polos dan dihujani para pemilik jasa transportasi mulai dari Damri, taksi, mobil travel, juga ojek. Lama menunggu bus menuju Stasiun Pasar Turi akhirnya saya memutuskan untuk menerima salah satu tawaran tukang ojek dengan catatan sepakat dengan rencana rute perjalanan yang saya mau. Sepakat rute, sepakat dengan besaran bayaran..

Perjalanan dengan jasa ojek dimulai dari terminal dengan koper ukuran kecil didepan, ransel di punggung dan kantongan pakaian jinjing di tengah.. jalan pak !!!

Jarak menuju stasiun dari terminal cukup jauh tapi untung tidak macet. Tiba di stasiun Pasar Turi yang yang sudah dibanjiri oleh para mudiker-mudiker lebaran dan tentunya banyak juga diantara mereka rela berdesak-desakan hanya untuk membatalkan tiket perjalanan seperti saya. Cetak tiket, Mengisi form pembatalan tiket dan antri menunggu giliran nomor antrian dipanggil memakan waktu hampir dua jam dan pastinya masih bersama tukang ojek. Pembatalan tiket sudah kelar meskipun uangnya akan di refund (dikembalikan) via rekening memakan waktu paling cepat sebulan setelah pembatalan ditambah dengan potongan 25% dari harga tiket sebagai biaya administrasi katanya.


Rute selanjutnya adalah keliling kota Surabaya plus hunting buah tangan. Tapi karena merasa kasihan dengan tukang ojek yang pastinya akan menunggu lama lagi akhirnya saya memutuskan hanya ingin mampir sejenak untuk mengabadikan moment di Patung Suro (hiu) dan Boyo (buaya) tepat di depan Wisata Kebun Binatang Surabaya. Lima belas menit saya rasa sudah cukup lama untuk main ditempat itu..



Rute terakhir menuju Bandara Domestik Juanda Surabaya, namanya saja Surabaya tapi bertempat di Sidoarjo tapi jarak tempuhnya dari Kota Surabaya menuju Sidoarjo tidak sampai menghabiskan air mata karena hembusan angin yang begitu kuat tapi membuat bibir kering karena panas dan hembusan angin.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Terima Kasih atas kunjungan anda, Jangan lupa Follow, dan komentarnya !!!